Review 1000 KM Pertama Honda Scoopy eSP, Tebakannya Salah Semua

Ndesoedisi.com-setelah STNK datang, meskipun masih menggunakan plat nomor buatan pinggir jalan, Scoopy pun mulai digunakan untuk beraktivitas yang agak jauh seperti ke kantor atau dipakai oleh Nha ke kampus. Tanpa terasa odometer sudah menyentuh angka 1000 km lebih jadi saatnya Nde membuat artikel review. Loh motor sudah berseliweran di jalan kok masih direview…Basi & ketinggalan jaman tau sekarang kan jamannya spyshoot dan bocoran harga 😝 Ah cuek ajalah namanya juga blogger ndeso jadi kalo pengin review motor harus beli sendiri dulu orang ga ada yang ngasih pinjaman kaya blogger kota 😂

Honda Scoopy
Honda Scoopy eSP chic cream

Baca info lengkap Honda Scoopy di Moladin

Lagian mencoba motor sejauh ratusan kilometer apalagi motor milik sendiri tentu saja rasanya berbeda dengan sekedar mencoba sehari atau dua hari, apalagi cuma sekedar muter-muter di parkiran dengan label motor pinjaman 😂. Nah selama 1000 km pertama bagaimana impresinya ? Mari kita simak bersama-sama 😀

Karena terbiasa menggunakan Honda Beat Pop, maka dalam pikiran Nde muncul dugaan ah paling rasanya sama seperti Honda Beat Pop tapi ternyata dugaan Nde tidak sepenuhnya benar 😂

Hal yang pertama dirasakan oleh Nde adalah shock Honda Scoopy ini mirip shock si Pinky Vario 125, terasa lebih keras apabila dibandingkan dengan shock Honda Beat Pop, entah kalau dibandingkan dengan shock Mio M3 125 / Mio Z karena Nde cuma sekali-kalinya mencoba tesride Mio M3 125 itupun lebih dari setahun yang lalu (baca : baru bisa tesride Mio M3 125 Bluecore), jadi sudah lupa bagaimana rasanya mengendarai Mio M3/Z. Selain itu Nde juga belum pernah mencoba Yamaha Fino jadi belum bisa membuat perbandingan 😆 .

Tapi setelah digunakan lama-lama mulai terasa bahwa shock Honda Scoopy ini akan terasa agak keras jika digunakan riding sendiri oleh Nde yang bobotnya cuma 40kg, tapi pas jika digunakan untuk boncengan, artinya apa ? Artinya belum tentu shock Scoopy yang keras tapi bisa jadi sebenarnya rider-nya yang terlalu imut 😂

Selanjutnya adalah soal jok Honda Scoopy yang agak keras memang khas motor AHM tapi jika digunakan untuk riding jelas lebih enak dibandingkan jok batu disarungin milik si Pinky Vario 125, kemungkinan disebabkan oleh busa jok Scoopy yang sedikit lebih tebal dan tekstur kulit jok yang berbeda. Apabila dibandingkan dengan Honda Beat Pop jelas lebih empuk jok Honda Beat Pop, apalagi jika dibandingkan dengan jok-jok metik Yamaha jelas jauh sekali bedanya 😀

Bicara soal mesin Honda Scoopy yang identik dengan milik Honda Beat series dan Nde yang sudah terbiasa dengan karakter mesin Honda Beat Pop kali ini pun kembali dibuat salah menebak :D. Karakter mesin Honda Beat Pop umumnya adalah adanya jeda gas di kecepatan 30-60 km/jam, sedangkan kecepatan sebelum dan sesudahnya sangat responsif. (baca : Review Honda Beat Pop eSP didaerah pedesaan).

Ketika mengendarai Honda Scoopy di masa inreyen (km lebih dari 500 km) mesin Honda Scoopy ini tidak se-responsif Honda Beat Pop (mungkin karena belum ganti oli pertama :D). Meskipun sudah menggunakan bahan bakar Pertamax tetapi tarikan bawah (kecepatan dibawa 30 km/jam) terbilang biasa-biasa saja, dan lebih parah lagi di kecepatan 30-60 km/jam terasa sekali kalau tenaganya kedodoran.

jalanan seperti ini cukup membuat Scoopy ngos-ngosan :D
jalanan seperti ini cukup membuat Scoopy ngos-ngosan 😀

Ketika digunakan dijalanan yang naik turun, atau kondisi sedang riding konstan di kecepatan 70-80 km/jam tiba-tiba harus mengurangi kecepatan ke angka 40-60 km/jam, akan sangat terasa sekali bahwa Honda Scoopy ngos-ngosan ibarat naik motor bebek kemudian berhenti dengan posisi gigi 3 atau 4 kemudian langsung digas lagi tanpa menurunkan gigi terlebih dahulu. Sehingga Nde harus sering-sering mengayun gas dan menahannya beberapa saat menunggu putaran mesin optimal sebelum dibejek lebih dalam. Nde berpikir kemungkinan disebabkan oleh bobot Honda Scoopy yang lebih berat 2 kg dibandingkan dengan Honda Beat Pop sehingga wajar apabila akselerasinya kalah dibandingkan Honda Beat.

Ketika mengendarai Scoopy ke kota Subang, Nde bertemu trek lurus yang cukup panjang didaerah sebelum Kalijati, disitu Nde mencoba menggeber Scoopy untuk mengetahui top speednya sampai gas mentok. Jika Honda Beat Pop pada kecepatan 65-95 km/jam sangat responsif dan mampu dibejek hingga kecepatan 105-110 km/jam (on speedo), maka Scoopy terasa lebih lambat, dari kecepatan 60 hingga 80 km/jam masih ok lah, tapi dari kecepatan 90 km/jam naik ke 100 km/jam sangat berat. Untuk mencapai top speed 100 km/jam (on speedo) Nde sampai harus menundukkan kepala. Top speed Scoopy yang lebih rendah dibandingkan Honda Beat kemungkinan disebabkan oleh bentuk bodi depan Scoopy yang lebar (menurut mang Jejen Macantua mirip dengan Minions) sangat berpengaruh terhadap aerodinamika 😆

kata Mang jejen macantua neh :lol:
kata Mang jejen Macantua sie mirip 😆

Yang terakhir adalah soal pengereman. Seperti biasa rem pada metik Honda memang terbilang kurang pakem apalagi saat ini masih merupakan masa inreyen jadi ya tidak aneh apabila setelah di rem motor masih ngeloyor dengan suksesnya 😀

Mengendarai Scoopy di masa inreyen membuat Nde teringat berkendara dengan motor-motor seperti Astrea Legenda atau Supra fit yang paling enak jika dikendarai dengan cara mengurut gas, dan stabil pada kecepatan tertentu karena pada dasarnya Scoopy adalah skutik retro yang lebih enak digunakan untuk riding santai, bukan skutik lincah yang bisa digunakan untuk pecicilan layaknya Honda Beat 😀

Ketika odometer mendekati angka 850 km dan mumpung libur, Scoopy pun diservice untuk pertama kalinya di AHASS Cipeundeuy Subang. Seperti biasa service pertama adalah gratis oli & biaya service meskipun pada kenyataannya hanya ganti oli saja tanpa dilakukan service :lol:.

Pd. Lima Motor Cipeundeuy
Servis pertama Scoopy

Nah bagaimana impresinya setelah service pertama ? Apakah ada perubahan signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya ? Akan Nde bahas di artikel berikutnya 😀

salam dari desa 😉

28 tanggapan untuk “Review 1000 KM Pertama Honda Scoopy eSP, Tebakannya Salah Semua

Silahkan Dikomentari