Ndeso Edisi, Riding Gear Di Mata Orang Desa

Ndesoedisi.com-sudah lama sekali Nde tidak membuat artikel bertema Ndeso Edisi. Artikel Ndeso Edisi ini merupakan artikel ulasan dunia otomotif roda dua di daerah pedesaan mulai dari kebiasaan hingga mitos dan fakta yang ada terutama di daerah sekitar Nde yaitu Purwakarta-Subang dan Karawang, jadi mohon dimaklumi apabila cerita ndeso edisi ini berbeda dengan yang ada didaerah lain. Nde berharap artikel Ndeso edisi ini bisa dijadikan sebagai bacaan alternatif.

Header berisi Logo Ndesoedisi

Ide artikel ini sebenarnya sudah lama ada di benak Nde yaitu ketika Om Vandra MMblog memposting artikel berjudul balada biker, beli helm berjuta-juta tanpa mikir, beli jaket hampir 7 digit banyak mikir, tanya kenapa, tetapi artikel ini baru sempat Nde posting sekarang 😀

Bicara tentang riding gear sebagai salah satu sarana keselamatan dalam berkendara bagi sebagian orang merupakan hal wajib yang tidak bisa ditawar-tawar, tetapi bagi sebagian orang lagi riding gear merupakan benda asing.

perlengkapan berkendara (pic: safetyridingwms.com)

Di artikelnya Om Vandra menyebutkan bahwa banyak biker yang mau membeli helm dengan harga jutaan, tetapi mikir-mikir kalau membeli jaket riding dengan rentang harga yang sama. Rupanya hal itu berlaku juga bagi orang desa. Ketika orang desa diajak bicara soal merk riding gear, rata-rata orang desa hanya mengenal merk helm. Untuk riding gear yang lainnya biasanya kurang mengenal. Kalau pun ada yang mengenal biasanya karena sering nongkrong di bengkel, sekolah ke kota sehingga pergaulannya lebih luas, sering menonton acara MotoGP dan membaca merk-merk riding gear yang digunakan atau menjadi sponsor di acara tersebut, atau ikut sebuah klub dan komunitas motor.

Di daerah pedesaan sangat jarang dijumpai orang yang berkendara menggunakan riding gear lengkap, rata-rata hanya menggunakan helm dan jaket saja, sisanya malah tidak menggunakan apa-apa 😀 . Bagi orang desa biasa yang bukan anggota klub atau komunitas motor, alasan menggunakan helm itu umumnya ada 2 macam, pertama karena orang tersebut memang paham keselamatan, yang kedua adalah takut ditilang 😆 .

Berbeda dengan pembicaraan didunia maya, dimana helm hadiah motor biasanya menjadi bahan bully, di dunia nyata masih banyak sekali orang yang mau menggunakan helm bawaan motor tersebut. Selain helm bawaan motor, ada juga yang membeli helm SNI murah, dan bagi abg atau orang desa yang kondisi ekonominya agak lumayan biasanya membeli helm-helm yang cukup bagus untuk ukuran orang desa. Helm yang digunakan biasanya disesuaikan dengan motor yang dimiliki, punya motor sport 150- 250cc biasanya juga mempunyai helm yang cukup bagus. Sedangkan pengendara metik & bebek biasanya lebih banyak yang cuek 😀

Merk-merk helm yang tergolong bagus dan banyak dimiliki di desa Nde dan sekitarnya adalah INK dan KYT disusul oleh NHK, untuk helm yang lebih murah lagi dikuasai oleh merk BMC dan helm bawaan motor dikuasai oleh helm TRX 😀

INK salah satu merk helm favorit abg di desa

Sebagai orang desa, Nde juga dulu hanya tau atau pernah dengar tentang merk helm yang populer karena digunakan di MotoGP seperti Arai, Shoei, dan Nolan untuk helm-helm lokal asal banyak digunakan seperti INK, KYT, MDS, BMC dsb ya Nde juga tau. Tetapi bicara tentang riding gear yang lain seperti jaket, gloves dsb Nde bisa dibilang tidak mengenal sama sekali, paling cuma pernah dengar merk Alpinestar karena banyak versi abal-abalnya 😀

Awal-awal bisa mengendarai motor, Nde menggunakan helm SNI hadiah motor, dan jaket biasa tapi yang jelas bukan jaket bertuliskan nama dealer ya 😆 . Jika keluar daerah, Nde menggunakan tambahan body protector agar tidak masuk angin dan sarung tangan. Sarung tangan yang Nde gunakan pun sarung tangan abal-abal yang dibeli di pasar malam atau kios-kios di pinggir jalan yang dengan sengaja pula Nde copotin label-labelnya agar terlihat polos, dan yang penting kulit tangan tidak belang 😆

Jaket yang jadi favorit bagi orang desa adalah jaket kulit sintetis seperti yang kebanyakan digunakan oleh tukang ojek karena bahannya lumayan bisa menahan angin. Harganya pun murah sekitar 100-300 ribuan. Nde juga dulu pernah menggunakan jaket kulit sintetis agar lebih simpel karena tidak perlu menggunakan tambahan bodi protector.

Bagi anak-anak muda biasanya memilih jaket-jaket riding tiruan merk terkenal seperti Alpinestar yang bentuknya lumayan eye catching dari bahan semacam linen dilengkapi dengan protector di bagian siku dan lengan dengan harganya sekitar 150-300 ribu rupiah. Nde dulu juga pernah punya jaket semacam itu bahkan digunakan untuk mudik. Sampai saat ini pun jaket tersebut masih ada tapi sudah tidak pernah dipakai lagi karena kurang ringkas, berat dan tentu saja Nde sudah tidak mau lagi menggunakan barang bajakan 😆

penampakan jaket Alpinestar abal-abal milik Nde 😀

Setelah sering membaca artikel di blog-blog otomotif roda dua, barulah Nde mengenal merk-merk riding gear seperti Respiro, Contin, AHRS, Scoyco, dsb ya meskipun sampai ini belum kesampaian untuk membeli salah satu dari merk tersebut 😀 . Berkat ngeblog, Nde jadi banyak kenalan, mulai ngobrol tentang riding gear dan sedikit demi sedikit Nde mulai memiliki riding gear yang kebanyakan berasal dari hibahan atau hadiah seperti jaket Respiro salah satunya Respiro Tourage R 1.6 yang pernah Nde bahas disini sedangkan beberapa jaket yang lain seperti Respiro Essenzo Flow R1, Respiro Essenzo Sporto R1 F4, Respiro Riding Sport New, dan jaket AHRS Supra GTR 150 belum sempat Nde buatkan artikelnya 😆

Ketika ada tetangga atau teman yang melihat Nde menggunakan jaket riding biasanya akan bertanya merknya apa, harganya berapa. Rata-rata juga akan sedikit kaget ketika tahu harganya karena dalam pandangan orang awam yang tidak kenal merk, harga sebuah jaket riding yang paling murah pun masih dianggap terlalu mahal karena bisa mendapatkan jaket biasa yang “tebalnya” sama atau bahkan lebih tebal 😀 . Dan akan jauh lebih kaget lagi ketika tahu bahwa menggunakan jaket riding itu panas, berbeda dengan menggunakan jaket biasa 😆

Nah itulah realita kondisi para pengguna kendaraan bermotor didaerah pedesaan, yang jelas sangat kontras dengan kondisi para anggota grup pecinta riding gear yang harga gearnya bisa mencapai jutaan rupiah dengan fitur-fitur keselamatan kelas wahid, tidak lupa pula sering terjadi perdebatan soal fitur & merk 😀 . Lah bagi orang desa seperti Nde boro-boro mau ikutan debat soal riding gear, melihat anggota keluarga dan tetangga mau menggunakan helm hadiah motor ketika berkendara saja Nde sudah sangat bersyukur kok, dan akan lebih bersyukur lagi kalau orangnya selain menggunakan helm juga mau menggunakan jaket, gloves, dan sepatu. Bagaimana menurut sobat semua ?

salam dari desa 😉

22 tanggapan untuk “Ndeso Edisi, Riding Gear Di Mata Orang Desa

  1. Terus orang purwakarta subang dan karawang jaket ridingnya merk apa? 😂😂😂 kalo di bekasi saya seringnya lihat nankai.. For a good motorcycle lifestyle

    Suka

  2. Hi blogger, i must say you have very interesting articles here.

    Your page should go viral. You need initial traffic only.
    How to get it? Search for: Mertiso’s tips go
    viral

    Suka

Silahkan Dikomentari