Cerita Menghadiri Parjo 2015

Ndesoedisi.com-apa kabar sobat Nde ? Semoga semua dalam kondisi sehat walafiat. Sebelumnya Nde minta maaf karena beberapa hari ini tidak sempat menulis artikel, termasuk artikel Parjo ini harusnya sudah dipublish 4 hari yang lalu, tetapi pepatah mengatakan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, daripada jadi penghuni harddisk, mending dishare aja ke pembaca :lol:.

Nde berangkat ke Jakarta bersama dengan Om Setyawan admin blog ninja150ss dengan menggunakan Si Pinky Wantufaif, rencana berangkat pukul 05.00 gagal karena Nde kesiangan jadinya berangkat pukul 06.00. Sebelum berangkat isi bbm dulu Pertamax fulltank sebesar Rp. 30.000,- (sampai meluber) di SPBU Kota Bukit Indah Purwakarta.

tiket Parjo 2015
tiket Parjo 2015

Karena memburu waktu, Nde tidak sempat foto-foto, berangkat juga menggunakan jalur alternatif dikombinasikan dengan jalur blusukan supaya lebih cepat 🙂 . Rute yang ditempuh Purwakarta-Karawang-Cikarang kota-Jakarta (via Kalimalang). Kemacetan baru ditemui setelah memasuki Cikarang dan jalur Kalimalang.

Sampai dirumah Mang Kobay sekitar pukul 09.30, disana sudah menunggu Feri ridertasik dan Om Arman. Setelah beristirahat sebentar langsung meluncur ke Parjo, tidak lupa ketemu dengan ciri khasnya ibukota yaitu macet 😆

d'gujubar di Parjo 2015 (pic: mang kobay)
d’gujubar di Parjo 2015 (pic: mang kobay)

Di Parjo ketemu dengan Blogger dan komentator, antara lain Mbah Cadox, Om Alfie alias Mbah Dharmo, Om Pras Prasetyo676, Setelah puas muter-muter di Parjo, akhirnya pulang sampai rumah Mang Kobay pas maghrib. Niatnya sehabis maghrib mau langsung pulang ke Purwakarta, tetapi karena kondisi kurang memungkinkan akhirnya Nde dan Om Setyawan pulang keesokan harinya 🙂

mejeng dulu sama Ducati :-)
mejeng dulu sama Ducati 🙂

Hari minggu, Nde berangkat dari rumah Mang Kobay pukul 10.00, pulangnya kembali melalui jalur Kalimalang, hanya saja kali ini diteruskan sampai ke Jababeka, untuk menghindari kemacetan di Cikarang kota.

jalur kalimalang cukup sepi
jalur kalimalang cukup sepi

Karena kondisi jalan cukup sepi, maka si Pinky pun bisa berjalan dengan kecepatan konstan 80 km/jam on speedo.

bisa konstan di kecepatan 80 kpj :-)
bisa konstan di kecepatan 80 kpj 🙂

Keluar dari Jababeka 1 kembali masuk ke Jababeka 2 untuk menghindari macet di Lemah Abang. Menyusuri jalan-jalan di Jababeka II mengingatkan memori Nde pernah bekerja di Jababeka II pada tahun 2011.

Memori pengabdian si Abah (1) dan Memori pengabdian si Abah (2)

Jababeka II

Keluar dari Jababeka II melalui jalur alternatif di daerah Citarik, yang tembusnya di pertigaan dekat PT. Multistrada Arah Sarana yang memproduksi ban Corsa.

jababeka II 2

Berbanding terbalik, dengan kondisi waktu berangkat, perjalanan pulang terbilang sangat lancar, di jalan baru Karawang, Si Pinky bisa berjalan konstan di kecepatan 100 kpj, maklum ridernya biasa bawa fogging pistun 😆

Konsumsi bahan bakar gimana ? Nah karena buru-buru, Nde tidak sempat mencatat odometer, tetapi untungnya ketika pulang Nde sempat mencatatnya. Jarak dari rumah mang Kobay di Duren Sawit, sampai ke Purwakarta melalui Kalimalang itu sejauh 96km. Biar gampang jarak tersebut tinggal dikali dua, menjadi 192 km.

Waktu berangkat isi BBM Pertamax Rp 30.000 atau 3,488 liter (harga Pertamax di Purwakarta Rp. 8600/l). Sesampainya di Purwakarta isi bbm lagi di SPBU Cibungur sebesar Rp. 30.000 (sama-sama sampai meluber) Jadi rata-rata penggunaan bbm adalah

192 km / 3.488 liter = 55,054 km/l

Ya lumayan irit dibandingkan ketika Nde mudik yang cuma dapat angka 35km/liter karena macet & medan yang didominasi perbukitan  🙂

Cerita mudik Lebaran Berangkat Ke Cilacap & Pulang Ke Subang, Kopdar dengan Blogger Tasik

Terus apakah hasil 55 km/liter itu akurat ? Tentu saja tidak karena selisih jalur berangkat melalui Cikarang kota & bertemu dengan kemacetan tidak dihitung, selisih jarak antara SPBU Kota Bukit Indah dengan SPBU Cibungur sejauh 5km juga tidak dihitung, belum lagi rider dan penumpangnya yang kurus-kurus 😆 . Jadi angka tersebut hanya sebagai gambaran kasar konsumsi bahan bakar si Pinky Vario 125 jadi tidak perlu menjadi bahan perdebatan 🙂

salam dari desa 😉

16 tanggapan untuk “Cerita Menghadiri Parjo 2015

Silahkan Dikomentari